beladiri kuno dari berbagai belahan dunia.
1. Gulat
Highland
Orang
Skotlandia telah dikenal sebagai pejuang yang ganas, tapi hanya sedikit
yangmembandingkannya dengan Jackie Chan dan William Wallace walaupun
kebanyakan orangSkotlandia menjalani banyak latihan seni bela diri.
Gulat Highland adalah jenis pertarungan pertama yang diajarkan pada anak
muda Skotlandia, biasanya teknik-teknik keluarga diturunkandari ayah ke
anaknya. Tercatat bahwa seringkali ksatria Inggris tertangkap basah
oleh keahlianorang Skotlandia yang tanpa senjata yang bisa menyeret baju
lapis baja dan kuda mereka dengan mudah. Gulat Highland sekarang ini
terutama digunakan oleh kelompok reenactment (kelompok yang membuat
simulasi dari kejadian sejarah) dan tertinggal dalam sejarah karena
banyak tekniknya yang hilang seiring berjalannya waktu
2.
Pankration
Olimpiade
Yunani kuno memang brutal pada umumnya, tetapi yang paling brutal dari
acara-acara tersebut ada Pankration, yang kurang lebih artinya “Tanpa
aturan”. Dalam pertandingan ganas yang merupakan kombinasi dari tinju
dan gulat ini diperbolehkan melakukan apapun, mulai dari pukulan ke
pangkal paha, mencolok mata, bahkan mematahkan jari. Maksud
daripertandingan ini adalah supaya meyakinkan kalau setiap pria di kota
siap untuk menjadi militer, dan teknik dari Pankration akan berguna
ketika melawan gerombolan barbar. Sekarang, masyarakat Yunani masih
melatih Pankration sebagai olahraga dan teknik yang dikembangkan ribuan
tahun tersebut membuatnya menjadi seni bela diri campuran.
3. Anggar
Eropa
Pedang
di Eropa Barat selama abad ke-14 dan 15 merupakan keterampilan penting
yang harus dimiliki setiap pemuda, karena laki-laki dari kalangan
bangsawan selalu membawa pedangnya dan seringkali diajak duel oleh orang
lain. Anggar Eropa muncul sebagai seni bela diri yangcanggih sekaligus
kompleks, menghasilkan ribuan buku panduan dan manual yang dicetak di
seluruh Eropa. Pemain anggar terkenal karena ketepatan menusuk, gerakan
kaki yang halus dan tubuh yang penuh kontrol yang setara dengan samurai.
Setiap negara dan daerah di Eropa memiliki gaya yang khas, termasuk
jumlah pedang yang digunakan.
4. Bela
Diri Pisau Suku Apache
Suku
Apache menguasai penggunaan berbagai senjata untuk serangan terhadap
pemukim atau musuh penduduk asli Amerika lain, dan dari banyaknya
senjata-senjata yang menakutkan tersebut, mereka menjadi paling
mematikan dengan hanya pisau mereka. Setiap suku Apache punya sedikitnya
satu pisau yang mereka bawa sepanjang waktu yang mereka gunakan untuk
berburu, tapi untuk pertarurang suku Apache bisa membawa puluhan pisau
sekaligus. Mereka biasa melempar pisau-pisau tersebut dengan akurasi
yang mengerikan, atau memotong orangdari jarak dekat, menebas bagian
dada, tenggorokan atau urat yang lemah. Saat ini militer Amerika
mempekerjakan beberapa pelatih keturunan Apache untuk mengajar tentara
pasukan khusus bertahan hidup dan berkelahi dengan pisau. Tidak heran
navy SEALS (pasukan khusus Angakatan Laut Amerika) dianggap sebagai
petarung pisau terbaik di dunia.
5. Sambo
Sambo
termasuk bela diri modern, olahraga tempur dan sistem pertahanan diri
yangdikembangkan di Uni Soviet ini diakui oleh USSR All-Union Sports
Committee tahun 1938, dibuat oleh Anatoly Kharlampiev. Umumnya ada tiga
jenis variasi olahraga kompetitif Sambo yangdiakui: Sambo Olahraga, yang
mirip dengan gaya gulat amatir atau judo; Sambo Tempur, dimanfaatkan
dan dikembangkan untuk militer dan menyerupai campuran bela diri modern,
termasuk teknik memukul dan mencakar; dan Sambo Gaya Bebas, yang
menggunakan peraturan unik Sambo kompetitif Amerika yang dibuat American
Sambo Association.
6. Bela
Diri Tongkat Nguni
Dasar
dari pertempuran legendaris Suku Zulu adalah bela diri tongkat dimana
dua orang Zulu dengan senjata sepotong batang pohon untuk menyerang da
prisai kecil untuk bertahan. Walau tongkat tidak terlalu merusak bagian
samping tubuh dari pukulan rendah, dihantam langsung dengan tongkat bisa
menyebabkan sakit yang amat sangat dan dalam pertandingan ada banyak
kesempatan untuk dihantam berkali-kali. Pertempuran dengan tongkat
membantu Suku Zulu untuk bertahan dari rasa sakit dan rasa takut, yang
melatih mereka berhadapan langsung dengan senjata-senjata Inggris tanpa
berkedip. Pemimpin terkenal Afrika Selatan Nelson Mandela mengatakan
dirinya pernah ikut bela diri tongkat saat kecil.
7. Krav
Maga
Bela
diri mematikan ini datang dari Israel dan asalnya dari jalanan,
dikembangkan oleh preman-preman Yahudi untuk mempertahankan lingkungan
mereka dari geng anti-Yahudi. Krav Maga berbeda dengan kebanyakan seni
bela diri lain karena lebih fokus untuk mengakhiri pertarungan secepat
mungkin menggunakan “Overwhelming Force”, membuat Krav Maga menjadi seni
beladiri yang paling mematikan dari yang lain. Sekarang, Krav Maga
digunakan oleh militer dan polisi, dan juga dimanfaatkan oleh pasukan
khusu Amerika dan FBI.
8.
Jeet-Kune-Do
Banyak
yang salah mengira kalau Jeet Kune Do adalah salah satu seni bela diri
dari Timur, padahal sebenarnya bela diri ini dikembangkan di Amerika,
oleh Bruce Lee (seorang penduduk Amerika) karena dia mengagumi
kesederhanaan gaya berkelahi Barat seperti tinju dan gulat. Bosan dengan
metode Kung fu yang terlalu rumit, Bruce lee menggali seni bela diri
sampai ke dasarnya ketia ia mengembangkan Jeet Kune do, mengajarkan
bahwa teknik yang terbaik yangakan memenangkan pertarungan. Banyak
teman-teman selebriti Lee yang berlatih bela diri ini, seperti Kareem
Abdul-Jabbar, John Saxon, Jim Kelly dan Steve McQueen.
9. Savate
Dikembangkan
di Perancis pada abad ke-19 oleh petarung jalanan yang biasa memakai
sepatu bot tua dan menendang kepala orang, kata “Savate” sendiri
sebenarnya adalah istilah slang tuayang berarti sepatu tua. Savate
berpindah dari jalanan ke sekolah tinju dengan masih menjadi bela diri
kompetitif tanpa nama yang populer di Perancis, terkenal karena
tendangan wajah dan kepalanya yang brutal yang bertujuan untuk
menjatuhkan orang sekali serang. Sekolah savate juga mulai mengajarkan
teknik dengan senjata. Seni bela diri jalanan ini disatukan dengan
penggunaan tongkat, pisau dan -cukup aneh- kursi rotan.
10.
Capoeira
Kombinasi
dari pertarungan dan tarian, Capoeira mungkin adalah bela diri yang
paling indah untuk ditonton. Capoeira adalah sebuah sistem bela diri
tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika yang dibawa
oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk bekerja di
perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan
dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional. Capoeira tidak saja
menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional Brazil,
dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus
menerus lebih internasional, mengajar di kelompok-kelompok mahasiswa,
bermacam-macam fitness center, organisasi-organisasi kecil, dll. Saat
ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke
Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dariIndonesia
sampai ke Jepang.
11. Silat
Tradisi
silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut,
diajarkan dari guru ke murid. Karena hal itulah catatan tertulis
mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Di Minangkabau, silat atau
silek diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar, di
kaki Gunung Marapi pada abad XI.[1] Kemudian silek dibawa dan
dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara.
Kebanyakan
sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah
ke daerah lain. Seperti asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan
tentang seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau
dan monyet dan ia mencontoh gerakan tarung hewan tersebut. Asal mula
ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan berkembang dari keterampilan
suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan
parang, perisai, dan tombak. Seperti yang kini ditemui dalam tradisi
suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat
diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi,
akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian,
silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian
yang luas,[2] yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan
Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di
pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga
mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa
Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005)[3]
berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India
dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat
dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah
kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah
beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun
perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya.
Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan
kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir
bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah
umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh,
bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang
Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.Hal seperti
itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan
dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika
penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiring dengan
penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis
ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang
pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak
silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di
surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni
tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi
penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan
spiritual.
Silat
berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan Singapura) dan
memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap
penjajah asing. [4] . Setelah zaman kemerdekaan, silat berkembang
menjadi ilmu bela diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk
seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan
Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat
Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam
(PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat
di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk
sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya
dipertandingkan dalam SEA Games.
1. Gulat
Highland
Orang
Skotlandia telah dikenal sebagai pejuang yang ganas, tapi hanya sedikit
yangmembandingkannya dengan Jackie Chan dan William Wallace walaupun
kebanyakan orangSkotlandia menjalani banyak latihan seni bela diri.
Gulat Highland adalah jenis pertarungan pertama yang diajarkan pada anak
muda Skotlandia, biasanya teknik-teknik keluarga diturunkandari ayah ke
anaknya. Tercatat bahwa seringkali ksatria Inggris tertangkap basah
oleh keahlianorang Skotlandia yang tanpa senjata yang bisa menyeret baju
lapis baja dan kuda mereka dengan mudah. Gulat Highland sekarang ini
terutama digunakan oleh kelompok reenactment (kelompok yang membuat
simulasi dari kejadian sejarah) dan tertinggal dalam sejarah karena
banyak tekniknya yang hilang seiring berjalannya waktu
2.
Pankration
Olimpiade
Yunani kuno memang brutal pada umumnya, tetapi yang paling brutal dari
acara-acara tersebut ada Pankration, yang kurang lebih artinya “Tanpa
aturan”. Dalam pertandingan ganas yang merupakan kombinasi dari tinju
dan gulat ini diperbolehkan melakukan apapun, mulai dari pukulan ke
pangkal paha, mencolok mata, bahkan mematahkan jari. Maksud
daripertandingan ini adalah supaya meyakinkan kalau setiap pria di kota
siap untuk menjadi militer, dan teknik dari Pankration akan berguna
ketika melawan gerombolan barbar. Sekarang, masyarakat Yunani masih
melatih Pankration sebagai olahraga dan teknik yang dikembangkan ribuan
tahun tersebut membuatnya menjadi seni bela diri campuran.
3. Anggar
Eropa
Pedang
di Eropa Barat selama abad ke-14 dan 15 merupakan keterampilan penting
yang harus dimiliki setiap pemuda, karena laki-laki dari kalangan
bangsawan selalu membawa pedangnya dan seringkali diajak duel oleh orang
lain. Anggar Eropa muncul sebagai seni bela diri yangcanggih sekaligus
kompleks, menghasilkan ribuan buku panduan dan manual yang dicetak di
seluruh Eropa. Pemain anggar terkenal karena ketepatan menusuk, gerakan
kaki yang halus dan tubuh yang penuh kontrol yang setara dengan samurai.
Setiap negara dan daerah di Eropa memiliki gaya yang khas, termasuk
jumlah pedang yang digunakan.
4. Bela
Diri Pisau Suku Apache
Suku
Apache menguasai penggunaan berbagai senjata untuk serangan terhadap
pemukim atau musuh penduduk asli Amerika lain, dan dari banyaknya
senjata-senjata yang menakutkan tersebut, mereka menjadi paling
mematikan dengan hanya pisau mereka. Setiap suku Apache punya sedikitnya
satu pisau yang mereka bawa sepanjang waktu yang mereka gunakan untuk
berburu, tapi untuk pertarurang suku Apache bisa membawa puluhan pisau
sekaligus. Mereka biasa melempar pisau-pisau tersebut dengan akurasi
yang mengerikan, atau memotong orangdari jarak dekat, menebas bagian
dada, tenggorokan atau urat yang lemah. Saat ini militer Amerika
mempekerjakan beberapa pelatih keturunan Apache untuk mengajar tentara
pasukan khusus bertahan hidup dan berkelahi dengan pisau. Tidak heran
navy SEALS (pasukan khusus Angakatan Laut Amerika) dianggap sebagai
petarung pisau terbaik di dunia.
5. Sambo
Sambo
termasuk bela diri modern, olahraga tempur dan sistem pertahanan diri
yangdikembangkan di Uni Soviet ini diakui oleh USSR All-Union Sports
Committee tahun 1938, dibuat oleh Anatoly Kharlampiev. Umumnya ada tiga
jenis variasi olahraga kompetitif Sambo yangdiakui: Sambo Olahraga, yang
mirip dengan gaya gulat amatir atau judo; Sambo Tempur, dimanfaatkan
dan dikembangkan untuk militer dan menyerupai campuran bela diri modern,
termasuk teknik memukul dan mencakar; dan Sambo Gaya Bebas, yang
menggunakan peraturan unik Sambo kompetitif Amerika yang dibuat American
Sambo Association.
6. Bela
Diri Tongkat Nguni
Dasar
dari pertempuran legendaris Suku Zulu adalah bela diri tongkat dimana
dua orang Zulu dengan senjata sepotong batang pohon untuk menyerang da
prisai kecil untuk bertahan. Walau tongkat tidak terlalu merusak bagian
samping tubuh dari pukulan rendah, dihantam langsung dengan tongkat bisa
menyebabkan sakit yang amat sangat dan dalam pertandingan ada banyak
kesempatan untuk dihantam berkali-kali. Pertempuran dengan tongkat
membantu Suku Zulu untuk bertahan dari rasa sakit dan rasa takut, yang
melatih mereka berhadapan langsung dengan senjata-senjata Inggris tanpa
berkedip. Pemimpin terkenal Afrika Selatan Nelson Mandela mengatakan
dirinya pernah ikut bela diri tongkat saat kecil.
7. Krav
Maga
Bela
diri mematikan ini datang dari Israel dan asalnya dari jalanan,
dikembangkan oleh preman-preman Yahudi untuk mempertahankan lingkungan
mereka dari geng anti-Yahudi. Krav Maga berbeda dengan kebanyakan seni
bela diri lain karena lebih fokus untuk mengakhiri pertarungan secepat
mungkin menggunakan “Overwhelming Force”, membuat Krav Maga menjadi seni
beladiri yang paling mematikan dari yang lain. Sekarang, Krav Maga
digunakan oleh militer dan polisi, dan juga dimanfaatkan oleh pasukan
khusu Amerika dan FBI.
8.
Jeet-Kune-Do
Banyak
yang salah mengira kalau Jeet Kune Do adalah salah satu seni bela diri
dari Timur, padahal sebenarnya bela diri ini dikembangkan di Amerika,
oleh Bruce Lee (seorang penduduk Amerika) karena dia mengagumi
kesederhanaan gaya berkelahi Barat seperti tinju dan gulat. Bosan dengan
metode Kung fu yang terlalu rumit, Bruce lee menggali seni bela diri
sampai ke dasarnya ketia ia mengembangkan Jeet Kune do, mengajarkan
bahwa teknik yang terbaik yangakan memenangkan pertarungan. Banyak
teman-teman selebriti Lee yang berlatih bela diri ini, seperti Kareem
Abdul-Jabbar, John Saxon, Jim Kelly dan Steve McQueen.
9. Savate
Dikembangkan
di Perancis pada abad ke-19 oleh petarung jalanan yang biasa memakai
sepatu bot tua dan menendang kepala orang, kata “Savate” sendiri
sebenarnya adalah istilah slang tuayang berarti sepatu tua. Savate
berpindah dari jalanan ke sekolah tinju dengan masih menjadi bela diri
kompetitif tanpa nama yang populer di Perancis, terkenal karena
tendangan wajah dan kepalanya yang brutal yang bertujuan untuk
menjatuhkan orang sekali serang. Sekolah savate juga mulai mengajarkan
teknik dengan senjata. Seni bela diri jalanan ini disatukan dengan
penggunaan tongkat, pisau dan -cukup aneh- kursi rotan.
10.
Capoeira
Kombinasi
dari pertarungan dan tarian, Capoeira mungkin adalah bela diri yang
paling indah untuk ditonton. Capoeira adalah sebuah sistem bela diri
tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika yang dibawa
oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk bekerja di
perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan
dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional. Capoeira tidak saja
menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional Brazil,
dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus
menerus lebih internasional, mengajar di kelompok-kelompok mahasiswa,
bermacam-macam fitness center, organisasi-organisasi kecil, dll. Saat
ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke
Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dariIndonesia
sampai ke Jepang.
11. Silat
Tradisi
silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut,
diajarkan dari guru ke murid. Karena hal itulah catatan tertulis
mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Di Minangkabau, silat atau
silek diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar, di
kaki Gunung Marapi pada abad XI.[1] Kemudian silek dibawa dan
dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara.
Kebanyakan
sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah
ke daerah lain. Seperti asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan
tentang seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau
dan monyet dan ia mencontoh gerakan tarung hewan tersebut. Asal mula
ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan berkembang dari keterampilan
suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan
parang, perisai, dan tombak. Seperti yang kini ditemui dalam tradisi
suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat
diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi,
akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian,
silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian
yang luas,[2] yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan
Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di
pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga
mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa
Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005)[3]
berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India
dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat
dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah
kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah
beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun
perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya.
Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan
kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir
bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah
umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh,
bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang
Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.Hal seperti
itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan
dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika
penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiring dengan
penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis
ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang
pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak
silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di
surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni
tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi
penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan
spiritual.
Silat
berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan Singapura) dan
memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap
penjajah asing. [4] . Setelah zaman kemerdekaan, silat berkembang
menjadi ilmu bela diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk
seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan
Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat
Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam
(PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat
di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk
sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya
dipertandingkan dalam SEA Games.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar