Rabu, 03 Agustus 2011

SAMBUT PUASA, LAMPUNG GELAR BELANGIGHAN

Ratusan warga Lampung mengikuti pawai budaya dan adat Belangighan guna menyambut Ramadan 1432 Hijriah. Acara ini diikuti seluruh lapisan masyarakat Lampung, mulai dari pejabat, pelajar, hingga tukang becak.

Pawai dimulai dari Mahan Agung Pemerintah Provinsi Lampung dan berakhir di sebuah kolam pemandian umum, sejauh satu kilometer. Sementara itu, makna dari adat Belangighan itu adalah ritual membersihkan diri.

Sesampainya di kolam pemandian yang dimaksud, para peserta pawai kemudian berdoa bersama meminta supaya di bulan Ramadan tahun ini diberikan kekuatan melawan hawa nafsu dan banyak keberkahan.

Ratusan warga kemudian membasuh wajah dengan air yang telah dicampur merang padi, jeruk nipis, dan berbagai macam bunga. Hal tersebut sebagai simbol membersihkan pikiran dan hati untuk menyambut bulan Ramadan.

Setelah itu, warga beramai-ramai menceburkan diri ke kolam pemandian sembari ditaburi air kembang. Sambil mandi, warga diiringi oleh Bubandung, salah satu adat Lampung yakni bersyair memohon doa kepada Allah SWT.

Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP, yang juga mengikuti acara tersebut menerangkan bahwa ini adalah adat Lampung yang hampir punah menjelang Ramadan. "Saya yang sudah tua saja sudah lupa dengan adat seperti ini, apalagi yang muda-muda," kata Sjachroedin di Lampung, Minggu 31 Juli 2011.

Ia mengharapkan acara adat Belangighan ini tidak dimaknai macam-macam. "Hanya sebuah bentuk ucapan syukur menyambut datangnya bulan Ramadan," ungkapnya. Acara adat ini juga sebagai bentuk kegiatan untuk melawan arus modernisasi yang bisa menjadi tameng bagi generasi muda untuk tidak melupakan adat warisan leluhur.

Di tempat lain, ratusan warga Lampung juga melakukan kegiatan mandi bersama di Kali Akar, Kelurahan Sumur Putri, Teluk Betung Utara, Bandar Lampung. Warga yang berdatangan berasal dari berbagai daerah di Lampung.

Menurut Santi (25), warga asal Kabupaten Tanggamus, Lampung, ia bersama keluarganya mengaku setiap tahun sengaja berkunjung ke Kali Akar guna mengikuti kegiatan mandi tersebut. "Hanya berniat membersihkan diri sebelum bulan puasa," ujarnya.

Begitupula menurut Hamidi (40), warga Lampung Timur ini. "Saya memang baru kali ini ke sini, karena dapat cerita kalau sehari menjelang puasa di sini ada kegiatan mandi. Selain untuk rekreasi bersama keluarga, kami juga berniat untuk berdoa supaya diberi hati yang bersih dalam menjalankan ibadah puasa," tuturnya.

Zainal (50), tokoh masyarakat setempat, kegiatan mandi ini memang tiap tahun diikuti ratusan orang. "Asal jangan dimaknai syirik saja. Niatnya hanya membersihkan badan menjelang puasa," sarannya


Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post